ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Berbagi Inspirasi - Kehadiran Sosok gadis berkulit putih tinggi semampai ini membuat kontingen Bola Voli putri jadi berbeda.
Siapa bilang menjadi prajurit tidak dapat mengembangkan karier olah raga. Buktinya atlet bola voli nasional Rindy Puspaningrum yang telah menjadi anggota Kowad sejak 23 Maret tahun 2013 hingga kini terus aktif berkiprah pada cabang olah raga tersebut.
Siapa bilang menjadi prajurit tidak dapat mengembangkan karier olah raga. Buktinya atlet bola voli nasional Rindy Puspaningrum yang telah menjadi anggota Kowad sejak 23 Maret tahun 2013 hingga kini terus aktif berkiprah pada cabang olah raga tersebut.
Rindy Puspaningrum (Paling Kanan) |
Menggeluti dunia Bola Voli sejak usia 9 tahun, tepatnya kelas III Sekolah Dasar Darangdan Sumedang, Rindy sudah bergabung dengan klub OSAS yang cukup ternama di kota Sumedang. Hampir setiap sore ia selalu rajin berlatih mengolah si kulit bundar. Melihat bakat Rindy yang menonjol, para pelatih senior ikut turun tangan mengasah kemampuan dasar yang telah dimiliki Rindy.
Pada saat usianya beranjak 14 tahun, ia beserta orang tuanya hijrah ke kota Bandung dan di sana pula ia melanjutkan sekolah ke tingkat Sekolah Menengah Pertama, tepatnya di SMPN 170 Bandung. Di kota barunya ini Rindy yang telah memiliki kemampuan di atas rata-rata baik di bidang akademis maupun olah raga, khususnya di bidang bola voli bergabung dengan klub Bandung “Tectona”.
Sebagai gambaran bahwa tidak setiap pemain yang bisa bergabung dengan klub sebesar Bandung Tectona, sementara Rindy dengan mudah bisa bergabung dengan klub tersebut. Di klub ini Rindy berlatih bersama para pemain senior dan ditangani oleh para pelatih profesional sehingga membuat kemampuannya semakin matang.
Bermain dengan pemain senior membuat pemain Spiker itu merasa senang dan nyaman. “Kakak-kakak disini selalu mendukung saya dan sering memberi masukan, malah aku disayang sama senior,” timpal cewek dengan tinggi 175 cm tersebut.
Karena kemampuan Rindy bermain voli cukup baik, Rindy pun kerap di- ikutsertakan dalam pertandingan-pertandingan yang berkelas. Beberapa even nasional yang telah diikuti Rindy diantaranya Kejuaraan Nasional sejak 2006 hingga sekarang. Pada tahun 2007, gadis belia yang hobi menyantap nasi goreng tersebut terpilih menjadi salah satu atlet yang diikutsertakan memperdalam pengetahuan tentang bola voli ke negeri Fidel Castro, yakni Cuba. Kiprah dara berbintang Aquarius ini terus berkibar dan berbagai turnamen baik di dalam maupun luar negeri dijamahnya dengan hasil yang memuaskan.
Meski jadwal kegiatan sekolah seringkali berbenturan dengan jadwal olahraga, tak membuat ia patah semangat. Kedua kepentingan itu dilakukan secara serius dan berimbang. Apalagi para guru di SMPN 170 memberi dukungan sepenuhnya bagi Rindy untuk maju di kedua bidang itu.
Terbukti meski terkadang harus absen sekolah karena berbarengan dengan kegiatan voli, namun prestasi di bidang akademis Rindy masih sanggup berada pada 10 besar. Prestasi di sekolah anak pertama dari dua bersaudara, hasil buah cinta Papa Belly dan Mama Rokayah, terbilang pintar. Sejak Sekolah Dasar, Rindy meraih 3 besar. “Semenjak SMP, nilaiku agak turun, tapi tetap masuk 10 besar koq. Waktunya terbagi dengan kegiatan Bola Voli,” imbuhnya.
Ketika Rindy beranjak ke bangku sekolah lanjutan tingkat atas, tepatnya di SMUN 10 Bandung, kemampuannya di bidang olahraga semakin menjadi. Selain tergabung dengan klub Bandung Tectona, ia juga tergabung dengan klub terkenal lainnya dalam rangka mengikuti kejuaraan Pro Liga di tingkat nasional.
“Voli itu hidup saya lho, jadwal bertanding bertabrakan dengan waktu sekolah, terpaksa bolos deh,” kata mojang yang ketika itu duduk di bangku SMU 10 Bandung kelas 1. “Kedua orang tua, guru, sangat mendukung kegiatannya, yang penting bisa bagi waktu aja” tambah Rindy.
Memasuki tahun 2011, meski melalui perjuangan yang cukup panjang akhirnya Rindy berhasil menamatkan pendidikan SMA nya. Setelah itu selama lebih kurang setahun ia malang melintang di kancah olahraga bola voli baik dalam maupun luar negeri. Pada bulan September tahun 2012 Rindy yang tergabung dalam tim PON Jabar melakukan pertandingan voli pada event PON XVIII di Riau.
Unjuk kebolehan dari setiap individu maupun tim pilihan demi meraih prestasi terbaik dalam perhelatan turnamen akbar di tanah air saling berbalas. Kemenangan yang datang dengan susah payah bukan disebabkan hanya karena kemampuan taktis dan teknis semata, akan tetapi keberuntungan nampaknya lebih cenderung disebabkan oleh faktor kematangan dan pengalaman.
Dengan kemampuan yang baik, disertai dengan pengalaman dalam maupun luar negeri, Rindy tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Dengan pukulan smash yang mematikan semua lawan dibabat habis, hingga tim nya ditasbihkan sebagai jawara pada turnamen tersebut. Rasa letih selama mengikuti pertandingan terhapus seketika saat predikat tertinggi juara berhasil diraih.
Keringat letih yang masih membasahi kening semakin menambah aura kecantikan Rindy. Banyak para supporter wanita maupun lawan jenis yang mengelu-elukan karena sangat mengagumi penampilan Rindy selama turnamen berlangsung.
Langsung Menerima Tawaran
Tak terkecuali, TNI Angkatan Darat yang merupakan wadah orang-orang berprestasi juga melakukan pemantauan terhadap para putera-puteri bangsa yang memiliki potensi untuk maju. Keterampilan dan ketangguhan Rindy dalam menyelesaikan setiap tantangan di lapangan menjadi pertimbangan para pemandu bakat TNI Angkatan Darat untuk merekrutnya.
Mendapat penawaran bergabung sebagai anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad), Rindy yang sudah tidak asing berada di lingkungan militer karena pernah mendapat pembinaan di Pusdikpassus Batujajar, langsung menerima tawaran tersebut. Keputusan ini merupakan awal kisah perjalanan Rindy di dunia kemiliteran.
Rindy Puspaningrum |
Setelah pendidikan dasar dinyatakan lulus, Rindy diharuskan melanjutkan pendidikan spesialisasi di Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal TNI AD (Pusdik Ajen) di Lembang Bandung selama 4 bulan. Selama mengikuti pendidikan, semua aktivitas voli yang sebelumnya dilakukan oleh Rindy vakum sama sekali.
Setelah 9 bulan melaksanakan pendidikan militer akhirnya bulan Maret tahun 2013 Rindy dinyatakan lulus dan mendapat kepercayaan untuk mengemban tugas di Mabes TNI AD. Di usia 20 tahun dengan dukungan fisik dan mental yang prima, Rindy setelah mendapat rekomendasi dari pimpinan TNI AD selain melaksanakan tugas pokoknya juga kembali aktif sebagai atlet voli.
Dukungan penuh para atasan menjadikan kemampuan Rindy semakin “menggila”. Dengan bergabungnya Rindy bersama tim olahraga bola voli Mabesad, superioritas tim TNI AD semakin tak terbendung. Berbagai turnamen yang diikuti hampir dapat dipastikan tim bola voli Rindy yang dinobatkan sebagai juaranya. Ketangguhan sebuah klub sangat identik dengan keterlibatan Rindy didalamnya.
Semakin banyak klub voli profesional di tanah air berlomba untuk menghadirkan Rindy agar bersedia bergabung dengan mereka. Selama berada dalam pembinaan Persatuan atlet bola voli TNI, Rindy pernah direkrut oleh beberapa klub yang telah memiliki nama besar seperti Bank DKI, Popsivo Polwan, Electric PLN, dan beberapa klub besar lainnya.
Sumber: tniad.mil.id