Histat

Kisah Sebilah PEDANG EMAS Hadiah Raja Arab, Seekor MACAN, Dan Ketegasan Sikap Presiden SOEHARTO.

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Berbagi Inspirasi - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud akan berkunjung ke Indonesia mulai 1 Maret 2017 mendatang. Banyak agenda pembicaraan penting soal investasi yang akan dibicarakan oleh Presiden Jokowi dan Raja Salman (Foto Cover: Presiden Soeharto dan Raja Faisal, Ilustrasi Pedang Emas dan Harimau).

Selain itu Raja Salman juga berniat mengunjungi Pulau Bali. Dia membawa rombongan tak kurang dari 1.500 orang.
Baca Juga: Penangkapan Terduga Pencuri BERJILBAB Ini Viral di Facebook!! Banyak Orang TERKEJUT Saat Tahu Identitas DIA Sebenarnya.
Kunjungan ini dinilai istimewa. Lawatan terakhir Raja Arab Saudi, terjadi tahun 1970 saat Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud mengunjungi Presiden Soeharto.

Saat itu kondisi Timur Tengah masih panas. Negara-negara Arab baru saja terlibat perang enam hari melawan Israel. Raja Faisal adalah salah satu yang mengobarkan seruan jihad pada negara zionis tersebut.

Saat menyambut Raja Faisal di Istana Negara, Presiden Soeharto menegaskan sikap pemerintah Indonesia yang sepenuhnya berdiri di pihak bangsa Arab dalam perjuangan melawan Israel. 

"Indonesia telah mengusahakan dengan segala jalan dan melalui berbagai forum agar Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1967 dilaksanakan sepenuhnya. Indonesia juga berusaha agar hasil-hasil Konferensi Jeddah yang diprakarsai Raja Faisal dapat terlaksana demi penyelesaian krisis Timur Tengah," kata Presiden Soeharto saat itu seperti dikutip dari Pusat Data Jenderal Besar HM Soeharto.

Dalam pidato balasannya Raja Faisal berterima kasih atas dukungan Indonesia terhadap perjuangan Bangsa Arab. Tak ada yang bisa mengingkari support pemerintah RI dalam perjuangan Bangsa Arab di Timur Tengah. Raja Faisal pun berharap hubungan antara kedua negara terus diperkuat dan dikembangkan. 

"Hubungan yang telah terjalin ini bukan hanya pada saat terakhir ini, tetapi merupakan tradisi yang didasarkan atas kepercayaan kepada Allah dan Rasulullah," kata Raja Faisal.
Baca juga: Kisah Heroik OMAR, Sang SINGA TUA: Pejuang Islam Yang Bikin GEMETAR Serdadu Italia...!
Setelah acara makan malam, diadakan tukar-menukar cindera mata. Presiden Soeharto memberikan sebilah keris, senjata khas Indonesia. Pak Harto pun memberikan seekor macan yang sudah yang diawetkan. Sedangkan raja Faisal memberikan sebilah pedang Arab yang disepuh emas kepada Soeharto.

Keris senjata tradisional khas Indonesia, ditukar dengan sebilah pedang emas dari Tanah Arab. Dua-duanya simbol keberanian dan sifat ksatria.

Raja Faisal merupakan pemimpin yang dicintai rakyatnya. Dia banyak memangkas anggaran kerajaan untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Dia juga Raja yang berani mengembargo Amerika Serikat dan mengobarkan perang melawan Israel.

Sayang, dia tak lama bertahta. Tahun 1975, Raja Faisal dibunuh oleh keponakannya sendiri, Faisal bin Musaid. Saat itu dia menyamar menjadi anggota delegasi Kuwait yang hendak menghadap Raja. Begitu Raja Faisal mendekat, sang keponakan menembakkan pistolnya tiga kali hingga Raja Faisal tewas.

Saat diinterograsi, Faisal Bin Musaid mengaku rencana pembunuhan itu direncanakan sendiri. Namun banyak pihak tak percaya mengingat betapa kerasnya Raja Faisal terhadap zionis dan AS. Dia akhirnya dihukum qisas, dibunuh di depan khalayak ramai.

Sumber: merdeka.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90